Kamis, 23 Mei 2013

Karena Stres, Wanita Jadi Tak Subur dan Hilang Cantiknya

Jakarta, Ada saran yang menarik bagi para wanita. Kalau ingin selalu terlihat cantik, hindari stres sejauh-jauhnya. Sebuah penelitian menemukan bahwa hormon yang dipicu keluar saat stres membuat penampilannya jadi kurang menarik di mata pria, juga membuatnya kurang subur.

Seorang profesor dari University of Turku di Finlandia bernama Dr Markus Rantala, Ph.D penasaran dengan pengaruh sistem kekebalan tubuh terhadap daya tarik pria maupun wanita. Pada pria, sistem kekebalan tubuh yang kuat ternyata berkaitan dengan daya tariknya.

Artinya, makin kuat sistem kekebalan tubuhnya, pria cenderung terlihat lebih menarik. Namun pada wanita tidak demikian. Dia lantas bertanya-tanya, faktor apa yang mempengaruhi daya tarik wanita? Ternyata penelitiannya mengarahkan pada temuan yang tak terduga, yaitu tingkat stres.

Dalam penelitiannya, dr Rantala meminta 52 orang wanita Latvia untuk memotret dirinya sendiri selama masa subur dalam siklus menstruasinya. Kemudian 18 orang pria diminta menilai foto-foto dari wanita tersebut pada skala 0-11. Hasilnya menunjukkan bahwa wanita dengan kadar kortisol terendah secara konsisten dinilai lebih menarik.

Hormon kortisol sering disebut sebagai 'hormon stres' karena dilepaskan saat tubuh sedang mengalami atau menghadapi situasi yang memicu stres tingkat tinggi. Pada taraf yang kecil, pengeluaran kortisol memang sesekali sehat dan bagus untuk tubuh.

Namun apabila kadarnya tinggi dan sering dikeluarkan, kortisol dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan yang serius. Beberapa gangguan yang dapat ditimbulkan adalah ketidakseimbangan kadar gula darah, tekanan darah tinggi dan terganggunya fungsi tiroid.

Temuan dr Rantala menegaskan bahwa wanita yang memiliki kadar kortisol tinggi terlihat kurang menarik. Sebaliknya, wanita yang rendah kadar kortisolnya dinilai lebih menarik. Dr Rantala juga menemukan bahwa daya tarik wajah yang dipengaruhi oleh kortisol juga mempengaruhi kesuburan.

"Ini konsisten dengan studi pada manusia yang menemukan bahwa stres memiliki efek negatif yang besar bagi kesehatan, termasuk mempengaruhi fungsi kekebalan tubuh, penyakit jantung dan kerentanan terhadap kanker. Sinyal daya tarik wajah yang berpotensi untuk proses reproduksi dimediasi juga sebagian oleh hormon stres," kata dr Rantala seperti dilansir Medical Daily, Kamis (23/5/2013).

Oleh karena itu, dr Rantala menyimpulkan bahwa wanita yang kurang menarik cenderung kurang subur karena memiliki kadar hormon kortisol yang tinggi. Kortisol dihasilkan oleh kelenjar adrenal dan terlibat dalam pengaturan tekanan darah, fungsi kekebalan tubuh dan respon inflamasi.

Sumber : Detik Health

Tidak ada komentar:

Posting Komentar